Thursday, July 23, 2009

ayam ayam sayang

Ini cerita tentang seorang jejaka yang (ngakunya) nggak mudah putus asa. Namanya Cimot, panggilannya Tomy. nggak nyambung? boleh dong.

Sejak remaja, Tomy sudah bercita-cita jadi wirausahawan sukses. maka setiap ada ide baru usaha, Tomy nggak pernah menyia-nyiakannya. dan hasilnya? seperti dapat diduga, bankrupt!!

kali ini, Tomy mendapat kabar dari Denok, gadis pujaannya. Denok menceritakan usaha abangnya yang sedang berkembang pesat. Abang Denok adalah sorang pengusaha ayam. dia beli ayam yang masih baby, dibesarkan, disuntik sana sini biar cepet gendut, terus dijual deh di fried chicken untuk dibuat jadi ayam crispy yang harganya lumayan. masalahnya, abang Denok kewalahan mencari ayam yang masih baby. mungkin karena ayam2 mulai sadar pentingnya keluarga berencana, jadinya jumlah kelahiran (atau ketetasan?) ayam semakin kecil. ini sangat disayangkan padahal omset abang Denok semakin besar, dan dia berani bayar mahal untuk membeli baby ayam.

Mendengar itu, sontak naluri bisnis Tomy muncul. sebab saat masih di STM dulu Tomy berinovasi membuat mesin penetas telur, yang dipuji habis2an oleh gurunya. maka belanjalah Tomy untuk mendapatkan piranti pelengkap untuk membuat mesin itu. agak lumayanlah sih, hampir menghabiskan uang bulanan Tomy, sangu dari orang tuanya.

Setelah bersusah payah, mesin itu pun jadi. dengan sedikit sisa uang saku di tangan, Tomy pulang ke kampungnya. selain untuk minta tambahan uang saku, juga untuk membeli telur-telur ayam dari tetangganya. satu-satu tetangga disowaninya, hingga terkumpullah 20 butir telur. Dipakingnya telur itu hati-hati ke dalam ransel, untuk dibawa ke kostnya di Jogja. Emak Tomy sempat khawatir dengan keanehan kelakukan anak kesayangannya itu. "Mau dibawa telur2 itu Tomy anakku?" "Mau dierami, bunda..!" Jawab Tomy mesra, membuat Emak semakin khawatir. jangan-jangan anaknya mulai sakit ...

Dengan penuh cinta kasih, Tomy meletakkan telur-telur itu itu di mesin penetas yang diletakkan di sudut kamar kostnya yang cuma 3x2,5 m persegi itu. sehari semalam Tomy menunggu. dengan penuh harapan. sampai enggak kuliah dan ogah makan. telepon Denok dijawab dengan berbisik "Ngomongnya pelan aja ya Nok, takut telurku rusak.." Tomy persis seperti suami yang isterinya mau melahirkan, deg-degan, harap-harap cemas.

Karena capek, Tomy jadi ketiduran. Tiba-tiba di tengah malam..... ada suara berderak dari mesin penetas Tomy. terus ada suara pyik..pyik.. Tomy segera bangun. hampir dia meloncat saking senangnya, menatap ada satu telur yang sudah retak dan mulai memunculkan sosok imut berwarna kuning muda. Tomy semakin mendekat ke mesin, mencoba memberi semangat agar ayam kecil itu berhasil mendobrak kunkungannya. "Ayo sayang... kamu bisa..!" Entah karena dorongan Tomy yang sesemangat cheer leader, ayam itu berhasil! Tomy semakin cinta, ayam itu tampak tertatih melangkah, begitu tertatih, lalu Tomy menyadari, ayam itu cacat, pincang. apakah dia terkena polio ayam? Tomy tidak tau.

..... to be continued

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home